Hai Dentalosophers, tahukah kamu? Dewasa ini, dokter gigi menerapkan prinsip konservatif loh, dimana gigi asli yang masih ada, sebisa mungkin dipertahankan, dan pencabutan merupakan pilihan terakhir. Namun tidak jarang ditemukan kondisi dimana gigi sudah tidak bisa dipertahankan lagi, dan harus dilakukan pencabutan (kecuali untuk alas an ortodonti). Lalu, apakah gigi yang telah dicabut itu harus dibiarkan saja?
Idealnya gigi yang hilang harus diganti dengan gigi tiruan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, bicara, dan estetika. Gigi tiruan pun bermacam-macam, ada jenis gigi tiruan sebagian lepasan (untuk kehilangan beberapa gigi), gigi tiruan lengkap (untuk kehilangan seluruh gigi), gigi tiruan cekat (dalam bentuk crown/ bridge untuk kehilangan 1 atau 2 gigi), atau implan gigi. Nah, untuk memilih jenis gigi tiruan yang tepat, harus berkonsultasi dokter gigi dan disesuaikan dengan keadaan gigi dan mulutmu ya, Dentalosophers.
Pada kenyataannya, masih banyak yang membiarkan gigi yang hilang dan tidak menggantinya, terutama jika yang hilang adalah gigi belakang, seperti geraham karena tidak terlihat dan dirasa nyaman-nyaman saja. Atau mungkin karena masih banyak yang menganggap kehilangan satu atau dua gigi tidak akan menjadi masalah dan tidak berbahaya, asal masih bisa mengunyah.
Padahal gigi yang hilang dan tidak diganti akan menimbulkan dampak buruk, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut adalah alasan kenapa gigi yang hilang harus diganti:
1. Gigi yang hilang dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan membuat rasa tidak nyaman, apalagi yang hilang adalah gigi geraham. Rasa tidak nyaman tersebut akan membuat kebiasaan untuk mengunyah sebelah sisi pada sisi yang berlawanan, dimana gigi masih lengkap. Kebiasaan mengunyah satu sisi dapat menyebabkan sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah menjadi tempat akumulasi karang gigi.
2. Gigi yang hilang dapat mengganggu fungsi bicara, terutama bila yang hilang adalah gigi depan. Pengucapan huruf-huruf tertentu seperti “v”, “f”, “s”, memerlukan kontak antara bibir/ lidah dengan gigi, sehingga bila gigi hilang dan tidak diganti, akan menyebabkan kesulitan untuk mengucapkan huruf-huruf tersebut.
3. Celah yang ada dari kehilangan gigi juga dapat mengganggu estetika, terutama gigi yang hilang adalah gigi depan. Gigi di bagian belakang yang hilang pun juga akan mengganggu estetika, terutama saat kita tertawa lebar. Selain itu, orang yang mengalami kehilangan gigi yang banyak atau bahkan seluruhnya, akan terlihat lebih tua, dikarenakan tulang rahang di tempat gigi yang hilang akan aus dan tidak lagi dapat menahan pipi dan bibir. Akibatnya pipi terlihat kempot dan bibir terlihat mengkerut.
4. Gigi yang berada di sebelah gigi yang hilang, lama kelamaan akan mengalami perubahan posisi (bergeser ataupun menjadi miring). Bila yang hilang adalah gigi bawah, maka gigi lawannya di rahang atas akan “turun” dan terlihat lebih panjang karena tidak ada lagi yang menahannya. Gigi yang miring atau renggang juga dapat membuat makanan lebih mudah terselip dan dapat menyebabkan karies gigi.
5. Perubahan posisi gigi juga dapat menimbulkan kelainan pada sendi rahang (TMD/ Temporomandibular Disorder) akibat ketidakharmonisan oklusi (gigitan). Kerja otot-otot yang bertugas membuka dan menutup rahang serta sendi rahang juga menjadi tidak seimbang. Gejalanya bervariasi, mulai dari rasa tidak nyaman saat membuka menutup mulut, hingga sakit kepala yang tidak jelas penyebabnya.
Nah Dentalosophers, sudahkah kamu mengganti gigimu yang hilang? Kalau belum, yuk segera periksakan ke Dentalosophy, dan konsultasi dengan dokter gigi, jenis gigi tiruan mana yang cocok dengan kebutuhanmu.
Masih bingung perawatan apakah yang cocok untuk kamu? Kamu bisa melakukan konsultasi gratis via WA dengan tim dokter gigi kami loh. Klik disini untuk informasi lebih lanjut!