Apa itu Tongue Tie

Hai Dentalosophers, apakah kamu tahu kalau belakangan ini, kasus tongue tie  pada bayi yang baru lahir sering ditemukan loh. Kondisi ini membuat bayi kesulitan untuk menggerakan lidahnya, terutama ke arah depan dan atas sehingga menyulitkan pada saat proses menyusui.. Sebenarnya apa sih itu tongue tie? Yuk simak penjelasanya!

O’Shea, et al. (2017) dalam jurnalnya yang berjudul Frenetomy for tongue-tie in newborn menyatakan bahwa kondisi tongue tie, sebanyak 4-11% ditemukan pada bayi yang baru lahir. Penelitian lain menyatakan bahwa kondisi ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. 

Tongue tie atau yang sering disebut sebagai ankyloglossia merupakan sebuah kelainan bawaan lahir yang menyebabkan pergerakan lidah menjadi terbatas. Hal ini dikarenakan jaringan yang menghubungkan antara bagian bawah lidah (frenulum) dan dasar mulut terlalu pendek, tebal, tegang atau kencang. Sampai saat ini, para peneliti masih belum menemukan penyebab pasti kondisi ini, namun beberapa kasus tongue tie dikaitkan dengan faktor genetik. Coryllos, et al. (2013) membagi tongue tie menjadi 4 tipe berdasarkan tempat perlekatan frenulum (Tabel 1).

Tabel 1. Klasifikasi tongue tie berdasarkan perlekatan frenulum

Bayi dengan tongue tie memiliki gambaran klinis seperti berikut ini:

1.     Ujung lidah yang membentuk hati atau berbentuk V

2.     Ketidakmampuan untuk menjulurkan lidahnya melewati gusi

3.     Ketidakmampuan untuk menyentuh langit-langit mulut

4.     Kesulitan menggerakan lidah dari sisi ke sisi

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tongue tie harus segera dikonsultasikan, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua kasus memerlukan perawatan khusus bila tidak ditemukan kesulitan atau masalah, terutama pada proses menyusu. Pada sebagian kasus, dokter akan menunggu dan melihat perkembangan kondisi bayi, karena bisa saja frenulum lidah merenggang seiring berjalanya proses tumbuh kembang.

Nah, Dentalosophers perlu nih untuk berkonsultasi lebih lanjut apabila menemukan masalah seperti:

1.     Kesulitan menyusu

Bayi dengan tongue tie biasanya mengalami kesulitan menempelkan mulutnya pada payudara atau menempel terus-menerus pada payudara saat menyusu. Durasi menyusu menjadi lama, dilanjutkan dengan istirahat, kemudian bayi kembali menyusu lagi. Pada saat proses menyusu, terdengar suara berdecak.

Bayi yang kesulitan menyusu juga biasanya tampak gelisah dan terlihat seperti lapar setiap saat. Berat badan bayi pun sulit untuk naik, atau bahkan bisa menjadi turun

2.     Kesulitan berbicara

Kondisi tongue tie kemungkinan dapat mengganggu proses pembelajaran vokal, termasuk kemampuan pengucapan huruf “t”, “d”, “z”, “s”, “th”, “r”, dan “l”

Biasanya, bila kasus dinilai rumit atau ditemui beberapa masalah, maka prosedur bedah seperti frenetomy atau frenuloplasty diperlukan. Prosedur bedah seperti frenotomy atau frenuloplasty bisa dilakukan untuk menangani tongue tie pada bayi hingga orang dewasa. Pada frenotomy, bagian frenulum lidah akan dipotong agar dapat bergerak bebas. Prosedur bedah berlangsung cepat dan bayi bisa langsung disusui segera setelah pembedahan selesai dilakukan. Jika frenulum lidah terlalu tebal, maka tindakan frenuloplasty atau frenectomy dapat dilakukan. Pada tindakan ini, bagian frenulum lidah akan dipotong dan lukanya ditutup dengan jahitan.Jika Dentalosophers menemukan kondisi tongue tie, jangan panik dulu ya! Segera konsultasikan kepada dokter dan atau dokter gigi agar si kecil mendapatkan perawatan yang sesuai.

Masih bingung perawatan apakah yang cocok untuk kamu? Kamu bisa melakukan konsultasi gratis via WA dengan tim dokter gigi kami loh. Klik disini untuk informasi lebih lanjut!

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *